Ahad, (02/05/2021), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Dr. (H.C.) Ir. H. Suharso Monoarfa adakan kunjungan ke STIP (Science Technology & Industrial Park) Banyumulek didampingi oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M.Sc., beserta Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Beserta beberapa Kepala OPD dan juga Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTB.
Dalam kunjungan tersebut, Bapak Suharso Monoarfa meninjau beberapa fasilitas yang ada di komplek STIPark Banyumulek, seperti pabrik pakan ternak ayam petelur, pakan ikan, serta bengkel permesinan dengan produk sepeda listrik buatan IKM-IKM NTB.
Sudah cukup terlihat beberapa progres dan master plan untuk pengembangan industrialisasi yang ada di komplek STIPark tersebut. Sebagaimana Kepala UPTD STIPark Banyumulek menyampaikan bahwa kedepan master plan dari STIPark akan bekerja sama dengan beberapa Universitas dan lembaga-lembaga terkait, karena ada beberapa planning yang akan segera dieksekusi.
“Kedepan akan ada Gedung Manufaktur, untuk inkubasi bisnis, Gedung IT Center Elektronik dan Industri Kreatif. Kemudian di depan ini untuk Techno Park, Pengembangan Agro Wisata, Sepeda Listrik, Pabrik Kopi, Pabrik Kosmetik, juga Pabrik Pakan ternak Ayam Petelur. Kita akan fasilitasi para UMKM untuk meningkatkan produktifitas.”, ujarnya.
Lebih lanjut Kepala UPTD STIPark Banyumulek juga menyampaikan bahwa target STIP kedepan setidaknya bisa menghasilkan 1000 inkubator, terbangunnya gedung sains, dan juga bisa mendapatkan 4500 kunjungan, baik dari pelajar, mahasiswa, maupun UKM.
Hadirnya STIPark tersebut untuk memacu perekonomian masyarakat NTB sekaligus memberdayakan para UKM di bidang industri agar NTB kedepan bisa jadi daerah yang lebih mandiri dan berdaya saing.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bapak Suharso Monoarfa berharap bahwa STIPark ini bisa menghasilkan produk-produk yang bisa dimanfaatkan, dan pasarnya juga di NTB.
“Kita berharap bagaimana kedepan produk-produk tersebut harganya bisa lebih terjangkau, bahkan lebih murah. Misalkan harga pakan, harga yang dihasilkan disini harus lebih murah dibanding dengan harga pakan yang dipesan dari luar NTB, sehingga nanti bisa mengefisiensikan biaya-biaya yang lain juga.”, ujarnya.
Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa salah satu alasan kenapa harga di daerah kita seringkali lebih mahal dibandingkan dengan harga-harga dari luar, itu karena harga inputnya yang tinggi. Akibatnya nilai tukar kita produk kita di luar cenderung rendah.
“Kita berharap NTB bisa menjadi contoh untuk menekan seluruh biaya produksi dan biaya input, baik itu petani, nelayan, maupun peternak, dengan demikian nilai tambah yang mereka peroleh lebih tinggi, sehingga nilai tukarnya bisa naik. Dan nilai tukar yang bagus, untuk petani, nelayan, peternak, dan seterusnya, itu akan menurunkan tingkat kemiskinan.”, ucapnya mengakhiri.
Adapun peran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB dalam mendukung penguatan pabrik pakan tersebut adalah dengan mendorong lahirnya industri turunan berupa industri tepung ikan yang merupakan bagian komposisi campuran dari produksi pakan ikan tersebut.
Beberapa wilayah di Provinsi NTB, terutama di pulau Lombok dan sebagian pulau Sumbawa yang selama ini banyak mengembangkan usaha budidaya air tawar juga diharapkan dapat merasakan manfaat langsung berupa harga pakan yang murah dan berkualitas dengan hadirnya pabrik pakan di STIPark ini.
Tentunya rencana-rencana tersebut merupakan harapan dari semua pihak, sehingga ikhtiar dari semua elemen terkait untuk terus berkolaborasi dan bersinergi sangat diperlukan agar kedepan NTB bisa mewujudkan cita-citanya untuk terus berdaya saing, baik dalam lingkup nasional maupun internasional.