Peluang Pengembangan Kawasan Konservasi Berbasis Hiu Paus di Teluk Saleh

Senin, (10/04/2023) bertempat di Ruang Rapat Nila Anjani Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi NTB telah dilaksanakan presentasi oleh Yayasan Konservasi Indonesia terkait peluang pengembangan kawasan konservasi berbasis Hiu Paus di Kawasan Teluk Saleh.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kadislutkan Provinsi NTB Bapak Muslim, ST.,M.Si didampingi oleh Sekretaris, Kepala Bidang P2SDP3K beserta jajarannya, Perwakilan Bidang, UPTD BPSDKP Wilayah Sumbawa – Sumbawa Barat, Bapak Victor Nikijuluw, Ph.D beserta 4 orang timnya dari Yayasan Konservasi Indonesia.

Yayasan Konservasi Indonesia menginisiasi dikembangkannya kawasan konservasi berbasis Hiu Paus yang ada di Teluk Saleh yang dikelola dengan konsep eco tourism.

Menyambut hal tersebut, Kadislutkan NTB mengucapkan terima kasih serta menyatakan siap berkolaborasi serta menyampaikan agar pertemuan kali ini diharapkan mampu untuk mensinkronkan antara peluang yang diinisiasi oleh Yayasan Konservasi Indonesia dengan apa yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah khususnya di Provinsi NTB.

Lebih lanjut Muslim mengarahkan agar pihak Yayasan Konservasi Indonesia dapat melakukan kajian lebih lanjut terkait rencana pengembangannya ini agar pihak Pemerintah Provinsi dapat segera mengusulkan penambahan ruang untuk konservasi di Teluk Saleh agar dapat diakomodir dalam RTRWP yang saat ini sedang dalam tahap integrasi dengan RZWP3K Provinsi.

Saat ini juga DPRD Provinsi NTB sedang menginisiasi Ranperda tentang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Secara Partisipatif dan Berkelanjutan, sehingga pertemuan kali ini menjadi penting untuk menambah data dan informasi serta memperluas khazanah untuk menyempurnakan Ranperda tersebut, jelas Muslim.

Selain itu, ia juga mendorong agar rencana pengembangan kawasan konservasi yang ada di Teluk Saleh ini dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat khususnya masyarakat yang ada di sekitar kawasan tersebut.

Selanjutnya Victor Nikijuluw, Ph.D selaku Senior Ocean Program Lead Yayasan Konservasi Indonesia menjelaskan bahwa pengembangan kawasan konservasi berbasis hiu paus di Teluk Saleh ini harus didorong karena spesies hiu paus merupakan umbrella species (spesies payung).

Lebih lanjut Victor menjelaskan bahwa spesies payung ini artinya spesies yang memiliki daerah jelajah yang sangat luas dan menjadi pendukung keberhasilan upaya konservasi spesies lain.

“Saat ini ada 2 negara saja yang mengembangkan kawasan konservasi berbasis spesies payung, yaitu di Maldives dan Filipina. Setelah diterapkan, hal itu terbukti dapat meningkatkan ekonomi masyarakat secara signifikan,” jelasnya.

Victor juga menyatakan pihaknya siap berkolaborasi dan mengikuti arahan Pemerintah serta siap mensupport segala informasi yang dibutuhkan untuk mendukung legalitas dari pengelolaan kawasan konservasi berbasis Hiu Paus di Teluk Saleh.