PDB Perikanan Tumbuh Tangguh 4,55%, Kinerja Ekspor Meningkat Signifikan

Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan tumbuh 4,55 persen pada kuartal ketiga tahun 2021 (y-on-y). Dari sisi ekspor, sektor perikanan menunjukkan kenaikan yang cukup siginifikan sepanjang tahun ini dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang terbit Jumat (5/11/2021), pertumbuhan PDB perikanan sebesar 4,55 persen didorong oleh peningkatan produksi di beberapa sentra budidaya perikanan dan peningkatan produksi perikanan tangkap.

“Tentunya hasil ini memacu kami untuk terus meningkatkan produktivitas di berbagai subsektor, baik perikanan tangkap, budidaya budidaya, hingga pengolahan,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam rilis resmi KKP, Sabtu (6/11/2021).

Mengenai kinerja ekspor produk perikanan, Menteri Trenggono menjelaskan, secara kumulatif pada periode Januari hingga September 2021 terjadi kenaikan yang cukup signifikan mencapai 7,7 persen dengan nilai USD4 miliar.

“Nilai ekspor produk perikanan untuk September 2021 saja, mencapai USD524 juta atau naik 4,0% apabila dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Agustus 2021, dan meningkat 10,3% terhadap nilai ekspor bulan September tahun sebelumnya,” papar Menteri Trenggono.

Komoditas ekspor utama meliputi udang sebesar USD1,6 miliar, tuna-cakalang-tongkol USD518 juta, rajungan-kepiting USD447 juta, cumi-sotong-gurita USD401 juta, rumput laut USD236 juta, layur USD59 juta, dan tilapia sebesar USD46 juta.

Sedangkan negara tujuan utama ekspor produk perikanan adalah Amerika Serikat (AS) sebesar USD1,8 miliar atau 45 persen terhadap nilai ekspor total. Kemudian disusul Tiongkok, Jepang, serta negara-negara ASEAN dan Uni Eropa.

Menteri Trenggono menambahkan, untuk menggenjot produktivitas ekspor produk perikanan khususnya udang, KKP telah menyusun sejumlah langkah strategis. Diantaranya akan merevitalisasi 14.000 hektare tambak tradisional yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia.

Revitalisasi ini untuk meningkatkan produktivitas tambak tradisional dari yang tadinya 0,6 ton/hektare menjadi 2 ton. Disamping itu, revitalisasi dilakukan agar kegiatan budidaya berjalan ramah lingkungan.

“Kami juga akan membangun tambak modern yang akan menerapkan sistem manajemen terintegrasi untuk menjaga kualitas air, benih, dan pakan,” pungkasnya.

Sumber: Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KKP

Leave a Reply