Pada hari Senin, 30 Januari 2024, di ruang rapat nila anjani Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi NTB, dilakukan paparan hasil monitoring biofisik terumbu karang dan megafauna oleh mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Mataram bekerja sama dengan Sorcei. Kegiatan ini berlangsung di Taman Wisata Perairan (TWP) Gita Nada Kabupaten Lombok Barat.
Ekspedisi ini bertujuan untuk mendukung program monitoring biofisik Dislutkan NTB dengan data yang dihasilkan diserahkan sebagai referensi untuk kebijakan, khususnya di TWP Gita Nada. Terlebih saat ini TWP Gita Nada merupakan salah satu Kawasan Konservasi Perairan Daerah yang dikelola oleh BLUD BPSDKP Wilayah Lombok.
Hasil ekspedisi menunjukkan variasi tutupan karang dari 5,11% hingga 77,93%. Tutupan karang tertinggi tercatat di Gili Tangkong Utara pada kedalaman 5 meter, sementara yang terendah terjadi di Gili Kedis pada kedalaman yang sama.
Species richness ikan karang berkisar antara 18 hingga 56 dengan total individu mencapai 117 hingga 995. Keanekaragaman ikan karang di wilayah ekspedisi berkisar dari 0,998 hingga 4,121. Gili Poh Utara mencatatkan nilai tertinggi dalam species richness, total individu, dan keanekaragaman ikan karang di kedalaman 5 meter sampai 12 meter.
Jumlah individu megabentos di seluruh lokasi ekspedisi berkisar antara 6 hingga 90 individu, dengan Linckia Laevigata menjadi megabentos yang paling umum ditemui di semua lokasi ekspedisi.
Ekspedisi ini merupakan langkah awal, kedepan diharapkan dapat diperluas lagi tidak hanya monitoring terumbu karang saja, tetapi dapat berlanjut untuk dilakukan monitoring ekologi atau ekosistem lainnya khususnya pada TWP Gita Nada.