Paket Sembako JPS Pemprov NTB masih menyisakan banyak pertanyaan dan debat. Kenapa harus memaksakan diri menggunakan produk-produk lokal? Kenapa tidak beli saja produk yang sudah ada di pasar yang harganya lebih murah? Bukankah dengan harga yang lebih murah kita kemudian jadinya dapat lebih banyak?
Bagi yang belajar ekonomi yang biasa, tentu pertanyaan-pertanyaan di atas wajar. Sayangnya, karena seringnya kita berpikiran seperti di atas, kita jadi tergantung pada impor atau membeli produk dari luar. Industri dalam negeri tak pernah hidup. Akibatnya, ekonomi kita tak pernah mandiri dan selalu rentan terhadap gejolak dan perubahan-perubahan eksternal.
Agar ekonomi kita mandiri, maka Industri kita harus kuat. Hadirnya industri akan mengurangi persoalan mendasar kita seperti pengangguran dan kemiskinan. Proses menghadirkan Industri yang kuat dalam sebuah perekonomian inilah yang disebut industrialisasi.
Industrialisasi tidaklah sederhana. Perjalanannya panjang dan berliku, dan ia mensyaratkan hadirnya inovasi teknologi. Tanpa Inovasi teknologi maka industrialisasi hanyalah mimpi dan pepesan kosong.
Inovasi teknologi ini secara empiris ternyata tidak seperti yang banyak dibayangkan orang. Ia tidak tumbuh subur di kampus-kampus atau lembaga-lembaga penelitian. Inovasi teknologi ini sebagian besar terjadi di perusahaan dan industri.
Inovasi teknologi di negara-negara berkembang (catching up countries) tidak banyak berasal dari riset di kampus atau dari research and development (R&D) laboratorium dan lembaga-lembaga penelitian. Tapi banyak dilakukan perusahaan-perusahaan dengan learning by doing dan reverse engineering. Perusahaan belajar dari coba-coba, dari melakukan pekerjaan dengan metode ATM. Amati, Tiru dan Modifikasi!
Jadi kalau kita mau menghadirkan banyak inovasi teknologi maka hadirkanlah banyak perusahaan dan industri dalam perekonomian kita dan beri mereka kesempatan untuk memulai mengerjakan pesanan dan pekerjaan-pekerjaan itu.
Jadi inilah semangat dasar kenapa kita harus ramah pada investasi. Hanya dengan ramah pada investasi, perusahaan mau datang ke tempat kita. Banyaknya perusahaan akan menghadirkan banyak inovasi teknologi. Banyaknya inovasi teknologi akan mempercepat Industrialisasi dan hadirnya industrialisasi akan memperkokoh perekonomian dan daya tahan kita.
Dengan sedikit landasan teoritis di atas, mudah-mudahan para sahabat kini jadi mengerti, bahwa JPS Gemilang yang mengutamakan produk-produk lokal bukanlah sekedar langkah populis tanpa dasar. Ia merupakan langkah ‘besar’ dan ‘mendasar’ untuk memulai inovasi teknologi. Langkah awal dan mendasar untuk menempuh perjalanan panjang industrialisasi demi perekonomian NTB yang kokoh di masa yang akan datang.
Tanpa ada kebijakan menggunakan produk lokal, pelaku industri lokal tak akan pernah belajar, tak akan pernah melakukan inovasi teknologi dan karenanya tak akan pernah menjadi besar.
Nah, Kalau UKM dan Industri Lokal tak pernah akan besar maka ekonomi kita tak pernah mandiri dan akan tergantung terus pada produk dari luar dalam jangka panjang. Kita selamanya akan jadi penonton.
Keberanian menggunakan produk lokal dan memunculkan UKM dan industri lokal adalah upaya serius kita untuk menguatkan fondasi ekonomi kita untuk kokoh dalam jangka panjang.
Jadi mari semua Kabupaten Kota di NTB di paket-paket bantuan masyarakat dengan sembako-sembakonya memulai menggunakan produk-produk lokal daerahnya masing-masing untuk membantu masyarakat di masa pandemik Covid-19 ini.
BUMDes dan toko-toko tani lokal banjiri dengan produk-produk lokal petani, nelayan, peternak dan pedagang-pedagang lokal kita. Ini perjuangan bersejarah kita untuk menguatkan perekonomian kita sendiri.
Perjalanan panjang, memang selalu harus dimulai dengan langkah pertama.
Oleh: Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc