Jum’at, (19/11/2021) bertempat di Santika Hotel Mataram, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengidentifikasi tujuan dan kegiatan ekowisata di Kawasan Gili Balu dan sekitarnya.
Turut hadir dalam forum tersebut Direktur Kelautan dan Perikanan BAPPENAS, Direktur Eksekutif ICCTF, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Akademisi, Pokdarwis, dan stakeholder terkait.
Agenda yang difasilitasi oleh Bappenas tersebut dilaksanakan untuk menindaklanjuti kontrak Consulting Services for Support for Marine Protected Area (MPA) Management and Endangered, Threatened and Protected (ETP) National Plan of Action (NPOA) Implementation in Gili Balu GRANT – 0379 (EF)-INO (GP-3) No. 004/SPK.ADB/PPK-06-14/JKP.PHLN-ICCTF/04/2021 pada tanggal 16 April 2021 lalu.
Ada beberapa pembahasan yang cukup strategis dan substantif yang difokuskan di dalam forum berkaitan dengan output yang ingin dihasilkan dari adanya FGD ini. Terutama dalam langkah bagaimana agar kegiatan ekowisata yang hendak dicanangkan dapat benar-benar mencapai tujuan pembangunan pariwisata yang sebenarnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Muslim, ST., M.Si dalam kesempatan tersebut berpesan agar terjadi keseimbangan antara proses optimalisasi pengembangan wisata dengan penguatan potensi sosial masyarakat.
“Dalam upaya optimalisasi pengembangan wisata bahari, kita juga harus bisa mengimbangi hal tersebut dengan penguatan potensi sosial dalam masyarakat, khususnya anak-anak muda pesisir.”, ujarnya.
Dengan potensi yang ada dalam daerah wisata Gili Balu kedepan, maka bukan tidak mungkin wilayah tersebut akan menjadi salah satu destinasi wisata paling diminati nantinya. Sehingga SDM yang ada disana juga perlu diupgrade agar bisa mengambil peran dalam lompatan-lompatan besar di masa depan.
Selain itu, Muslim juga mengingatkan bahwa kita juga tidak boleh luput dari ciri khas yang ada. NTB dikenal dengan begitu banyak adat istiadat dan kearifan lokalnya. Sehingga ini juga perlu untuk kita perhatikan.
“Penguatan instrumen kearifan lokal juga menjadi salah satu bagian yang tidak boleh dipisahkan dalam proses perencanaan pengembangan sumber daya alam pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di NTB ini.”, Jelas Muslim.
Dengan beberapa poin pembahasan yang ada, peserta FGD banyak memberikan respon positif dan cukup konstruktif.
Sehingga setelah FGD ini selesai nantinya, hasil-hasil bahasan yang ada dalam forum akan dikoordinasikan dengan semua elemen terkait untuk melakukan kolaborasi agar proses pengembangan ekowisata yang ada bisa berjalan cepat dan matang, dengan tetap berorientasi pada manfaat yang bisa didapatkan oleh masyarakat nantinya.