FGD Pengelolaan Biofarmakologi Laut

Jumat (14/02/2020) Telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) tentang pengelolaan biofarmakologi laut yang dilaksanakan di Ruang Rapat Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. FGD ini dilaksanakan karena melihat potensi Provinsi NTB khususnya di Pulau Lombok yang kaya akan biota laut yang dapat dijadikan bahan baku untuk industri makanan, penyedap rasa, farmasi, kecantikan, dan lain sebagainya.

Pengelolaan biofarmakologi adalah pemanfaatan biota laut sebagai sumber pangan, farmasi dan kecantikan, dan lain sebagainya yang merupakan upaya untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru, serta peningkatan kapasitas sumberdaya masyarakat pesisir.

Kegiatan pengelolaan biofarmakologi ini juga merupakan serangkaian proses untuk mendorong pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut seperti rumput laut, ubur-ubur, alga, dan lain sebagainya untuk dijadikan produk-produk yang memiliki nilai tambah yang dapat dimanfaatkan pada berbagai macam sektor industri.

Secara ekonomi biofarmakologi laut ini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat di wilayah pesisir karena dalam prosesnya ada perubahan dari bahan baku yang diolah menjadi barang jadi ataupun setengah jadi yang pastinya akan meningkatkan nilai jual dari produk tersebut.

Provinsi NTB khususnya di Pulau Lombok memiliki beragam biota laut yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dan pengembangan biofarmakologi. Hal ini disampaikan oleh Ir. H. Lalu Dian Kusumayadi yang mewakili Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengawasan Sumberdaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pada saat membuka kegiatan FGD ini.

Pak Roy selaku perwakilan dari Direktorat Jasa Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP-RI juga menyampaikan bahwa masih banyak sekali biota laut lain yang masih jarang dimanfaatkan, seperti bintang laut yang dapat dimanfaatkan menjadi tepung calsit, kemudian ada landak laut yang dapat dimanfaatkan menjadi tepung landak laut, ubur-ubur yang dapat dimanfaatkan menjadi tepung ubur-ubur, dan masih banyak lagi biota laut yang dapat diolah menjadi produk yang berguna untuk industri makanan, bumbu dan penyedap rasa, farmasi, bahkan untuk kecantikan.

Selanjutnya Perwakilan dari BPSPL Denpasar menyampaikan bahwa biota laut merupakan sumber substansi bioaktif yang banyak digunakan dalam bidang farmakologi sebagai bahan obat-obatan alami, kosmetik dan suplemen. Selain itu, banyak produk alami bioaktif laut dan turunannya dihasilkan oleh invertebrata seperti spons, karang lunak, tunicates, moluska atau bryazoa, dan dievaluasi dalam uji praklinis dan bahkan klinis.

Di Nusa Dua Bali bahkan telah dibangun Marine Spa dengan produk-produk yang digunakan merupakan hasil dari biofarmakologi laut. Rencananya ditahun 2020 ini juga akan dibuat marine spa di Pulau Lombok.

FGD yang berlangsung dengan serius santai ini dihadiri oleh peserta dari Perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Kepala KCD Kawasan Lombok, Perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten se-Pulau Lombok, dan Perwakilan DInas Koperasi se-Pulau Lombok.


Foto Bersama Narasumber dan Seluruh Peserta FGD

Leave a Reply