Kamis, (16/12/2021) bertempat di Lombok Beach Hotel, Senggigi, telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kelautan Perikanan Tahun 2022.
Rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Muslim, ST., M.Si, Kepala Bidang, Kepala UPT dan CDK Lingkup Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, BPBL Lombok, BKIPM Mataram, BPSPL Denpasar Wilker NTB, Satker BBP3KP Mataram, mitra NGO seperti WCS, dan MDPI.
Kegiatan ini diadakan dalam rangka meningkatkan Koordinasi dan Sinergitas pelaksanaan Rencana Program dan Kegiatan antar stakeholder kelautan dan perikanan dalam pencapaian kinerja pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi NTB Tahun 2022.
Hal ini juga menjadi amanat Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memaksimalkan anggaran yang dialokasikan pada tahun 2022. UPT pusat sebagai perpanjangan tangan KKP RI di NTB perlu diajak duduk bersama dalam merancang langkah langkah strategis dalam pencapaian target-target pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi NTB.
Dalam kesempatan tersebut Muslim menyampaikan beberapa permasalahan dalam pembangunan kelautan perikanan.
“Ada banyak hal yang menjadi fokus kita saat ini. Beberapa diantaranya adalah belum optimalnya pengelolaan kawasan konservasi perairan, terbatasnya SDM, sarana dan prasarana, pengembangan dan produksi produk, maupun baseline data perencanannya. Ini yang harus kita eksekusi segera.”, ujar Muslim.
BPBL Lombok dalam pemaparannya menyampaikan bahwa tahun 2021 mereka fokus pada distribusi bantuan benih, bantuan sarana dan prasarana dan bibit rumput laut. Untuk tahun 2022 akan lebih memaksimalkan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya, pencadangan belanja T.A 2022 sebesar 5%, serta upaya percepatan kegiatan bantuan kepada masyarakat.
Adapun rencana kerja T.A 2022 Satker BBP3KP Mataram adalah memaksimalkan Pembinaan, Bimtek/diseminasi Pengolahan hasil perikanan, Fasilitasi Pengujian Mutu, Perijinan dan Kemasan/Label, serta promosi dan pembinaan UMKM.
Dukungan rencana kerja terhadap pembangunan sektor kelautan perikanan juga disampaikan oleh BPKIM Mataram, dimana tahun 2022 nanti akan lebih fokus pada kegiatan Monitoring, Pemetaan, PIK & JABI, Pengawalan, serta Penanganan Kasus Pelanggaran dan sertifikasi HACCP & CPIB.
Untuk BPSPL Denpasar, fokus kegiatan 2022 berada di lingkup Konservasi dan Tata Ruang, sedangkan WCS Indonesia memiliki 3 pilar program, yaitu; Kawasan Konservasi; Perikanan Berkelanjutan; dan Species Conservation.
Setelah pemaparan beberapa materi, kegiatan juga dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab untuk melakukan identifikasi masalah dan usulan solusi agar lebih konstruktif.
Di akhir kegiatan rapat tersebut, Muslim kembali mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa kata kunci dalam menjawab persoalan yang mungkin muncul kedepan adalah kolaborasi.
“Momentum ini harus kita manfaatkan agar semua pihak bisa saling berkolaborasi. NGO selaku mitra juga perlu digandeng untuk membantu melengkapi kolaborasi ini agar pekerjaan-pekerjaan strategis yang telah direncanakan dapat lebih komprehensif dan selaras dalam pelaksanaannya, demi pembangunan sektor kelautan perikanan yang lebih baik kedepan.”, tutupnya.