CFP merupakan penyakit keracunan pada manusia disebabkan mengkonsumsi ikan laut yg telah terkontaminasi racun dari mikroalga yg banyak tumbuh pada karang mati.
CFP ini menjadi topik bahasan dalam International Workshop and Training yg dilaksanakan di Hotel Merumatta Senggigi 25.1.2023.
Workshop ini merupakan kerjasama PICES ( North Pacific Marine Science Organization ) dengan ITI ( Institut Tehnologi Indonesia ). Workshop dihadiri 100 an peserta dan pembicara ahli dari Jepang, Canada, Amerika Serikat, Kementerian / lembaga, BRIN, peneliti UI, Unpad, Unram, Pemda, NGO, masyarakat pesisir dll.
Hasil penelitian tim Ciguatera di Gili trawangan alhamdulillah masih cukup aman. Namun demikian kita dituntut tetap waspada dan benar2 berjuang menjaga keselamatan terumbu karang yg dimiliki.
Adanya perubahan iklim dan pemanasan global telah banyak mengancam kerusakan dan kematian terumbu karang yg memicu munculnya penyakit CFP krn mengkonsumsi ikan yg terkontaminasi Ciguatoxin yg berasal dari dinoflagelata tropis yg hidup dlm mikroalga yg banyak tumbuh di terumbu karang yg mati.
Secara umum CFP telah banyak ditemukan di berbagai belahan dunia. CFP di Indonesia belum banyak ditemukan. Namun sebagai negara tropis yg kaya terumbu karang perlu kiranya tetap waspada.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki terumbu karang terluas di dunia mencapai 18% terumbu karang dunia dengan keanekaragaman hayati seperti 2.500 jenis ikan, 1.500 jenis moluska, aneka jenis udang2an, 590 jenis karang dan lain-lain.
Mari jaga dan selamatkan terumbu karang kita. Stop perilaku yg merusak lingkungan laut dan Say No for Illegal Fishing.